Hetalia: Axis Powers - Liechtenstein Blogger Widgets

Kamis, 20 Maret 2014

the last first love

Orang-orang bilang, masa sekolah itu masa-masa indah, terutama saat SMA. Entah apa yang membuat mereka berpendapat semacam itu, mungkin menurutku pendapat itu bisa diterima. Salah satu alasan mereka yang bisa kuterima yaitu seperti mereka menceritakan akan hangatnya cinta pertama. Hembusan serta terpaan setiap angin kasih sayang yang mereka sering dengung-dengungkan. Entah apalah maksudnya itu.

Saat pandangan pertama, tepat pada saat aku rasakan getaran yang kau getarkan tepat pada jantung hatiku. Sinar matamu yang indah kau pancarkan tepat pada bola mataku.. Aku Mutia, ya namaku. Saat itu,,
The Last First Love - Cerpen Cinta Sedih
Terlambat, ya kegiatan terlambat atau lebih populer disebut “kesiangan” memang sudah menjadi rutinitasku datang ke sekolah dan duduk di kelas XI IA 3 dengan waktu yang relatif siang, walau gak siang-siang banget sih..

Waktu itu, ku berlari tiga perempat mati. Kutelusuri koridor sekolahku. Jantung ku dag dig dug tak menentu. Cukup satu hal yang membuat ku bisa seperti itu, yaitu kesiangan.
“Tuk…tuk…tuk...” langkah kaki ini makin cepat untuk menuju sebuah ruangan yang kuanggap penuh dengan kesesakan di dalamnya. Kulirik jam tangan calvin klein yang kulilitkan di tangan kiriku.
“Ya ampuunn.. udah jam 7.. aduh bisa kena marah bu diane ini guee” , gumamku dalam hati sambil tak henti-hentinya kaki ini berlari menuju kelas.

Aku pun makin menambah kecepatan lariku tanpa perduli siapa pun yang ada di koridor. Namun tiba-tiba aku pun bertabrakan dengan seseorang yang membuat buku-buku yang kupeluk jatuh berserakan kemana-mana. Aku memang ga tau dia datang dari mana tapi yang jelas dia datangnya dari arah yang berlawanan
“Brukk.. Aduhhhh.!!” Teriakku kepada sesosok cowok yang kukenal dan ternyata itu Dyo, seorang kapten futsal yang cukup popular di sekolahku.

Tubuhnya proposional kulitnya putih dengan hidung yang mancung serta rambut yang sedikit berponi menambah kesan maskulin pada dirinya. Pantas aja banyak cewek di sekolahku yang naksir ke dia. Aku pun bimbang harus berbuat apa.
“Eh,kalo jalan tuh pake mata dong!”, omel ku kepadanya “Dih gw jalan pake kaki ya, lagian juga siapa coba yang ga jelas lari-larian” balas dia sinis.

Jujur, ucapannya tadi membuat nyali ku makin ciut. Aku tau memang aku yang salah, lari-larian ke kelas supaya ga kena omelan bu Diane yang saat itu ia mau mengambil nilai ulangan harian bab Disintegarsi Bangsa. Aku juga sebenarnya malu dengan tindakan ku tadi yang terbilang tidak sopan tapi karena sudah terlanjur, ya sudah aku memberanikan diri untuk menentangnya.
“Yaudah bantuin kek, minta maaf kek. Apa kek..! Liat tuhh buku gue pada jatuh kan nih ahh!!” bentak ku padanya sambil merapikan buku-buku ku yang berserakan di lantai koridor sekolah.
“Lah kenapa gue harus minta maaf coba, jelas yang salah tuh elo ya. Gue lagi jalan nyantai tiba-tiba lo lari-larian ga jelas gitu”. Kata dia dengan nada kesal

Perkataannya barusan makin menyudutkanku. Kulihat jam di tanganku, tak terasa udah jam 07.15. Duhh gawaaatt, gara-gara cowok ini aku jadi makin kesiangan sampai di kelas nanti. Akhirnya aku pun memutuskan untuk segera lekas pergi meninggalkannya dengan muka tanpa dosa.
“Ishh, dasar aneh, gila!” aku mendengar ucapan itu dari mulutnya “bleeeee…” aku membalasnya dengan menjulurkan lidah ku dan berlari meninggalkannya.
***

Rasa yang aneh muncul dalam hatiku. Entah darimana datangnya rasa itu, sangat sulit untuk bisa kuartikan di malam yang penuh dengan taburan bintang di angkasa. Angin lembut yang menerpa kulit ini, malah membuat ku semakin tidak bisa memejamkan mata. Aneh, sedang kurasakan dalam otak teraduk dengan berjuta lamuanku akan sosok yang menabrakku tadi. Semakin kucoba untuk melepas memori yang tadi ku alami, justru bayang-bayang itu semakin hadir dalam pelukan hangat mimpiku dengan berjuta kesunyian. Kesal dan senang, mungkin itu gambaran suasana hatiku di malam ini ketika ku mengingat sosok cowok yang menabrakku tadi. Hal yang pasti kurasa malam ini adalah beban pikiran ku akan Dyo.

Terasa banyak teroran yang masuk ke iPhone 5 putih milikku. Entah siapa itu, aku juga tak mengetahuinya, apalagi menebaknya. Hanya ribuan bahkan jutaan pertanyaan yang bertumpuk di memori otakku. Siapa siapa dan siapa orang yang tiap hari menggangguku dengan ratusan sms ini. Kata-kata penuh mutiara itu membuat mata dan hati ini gundah tak menentu. Hari demi hari sms yang masuk makin membuatku penasaran. Berkali-kali sudah ku bertanya siapa dirinya. Namun, dia hanya menjawab “First Time”. Aku pun bingung sama sekali tidak mengerti apa maksudnya.

Senja ini aku lebih memilih untuk sekedar menikmati langit sore yang indah di tengah hiruk pikuknya ibukota. Lebih tepatnya aku duduk di sebuah ayunan taman yang berada di kompleks rumahku. Suasananya indah, cukup sepi. Tidak seperti biasanya yang ramai dengan anak-anak kompleks yang bermain di situ. Saat ini hanya ada segelintir anak kecil yang sedang asik mengejar kupu-kupu yang menghiasi taman. Namun suasana ini cukup cocoklah dengan kondisi hatiku saat ini. Inilah saat yang tepat untuk menenangkan hati dan pikiran yang cukup rumit. Kupejamkan mata seraya membiarkan angin berhembus menerpa setiap helai rambutku dengan lantunan mesra lagu-lagu klasik yang ku dengar melalui headset dari iPhone 5 ku. Diriku pun terbuai olehnya membuat ku semakin menghayal entah kemana. Hayalanku pun semakin tidak menentu, dan membuatraga ini melayang dalam angan-angan bersama hangatnya sebuah pertemuan akan cinta pertama dalam bayang-bayang imipian yang melanglangbuana entah kemana. Yang ada di pikiranku saat ini adalah sesosok pemain futsal populer.
Semua khayalanku membuyar ketika getaran tanda sms datang dari iPhone ku. Kubuka...ternyata dari orang yang selalu meneror ku rupanya.
<tanpa nama>
Lo penasaran gue siapa?
<mutia>
Y
<tanpa nama>
Temuin gue besok di taman kota jam 16.00

Aku tak menjawab smsnya lagi. Bagiku sudah cukup jelas bahwa besok aku harus datang kesana untuk menjawab pertanyaanku selama ini.
***

“Tim futsal sekolah kita akan berlaga pada pertandingan futsal se-Pulau Jawa” kata-kata itu kudengar dari speaker sekolah yang ada di kelasku. Mendengar hal itu, aku pun menghentukan aktivitas tanganku yang sedang menulis.
“Berarti sekarang dia maen dong, moga kamu menang ya Dyo” doa ku dalam hati, kemudian aku melanjutkan menulis.
Dilapangan, aku melihat rombongan tim futsal segera bersiap-siap menuju mobil sekolah. Sepertinya mereka hendak berangkat. Pukul 9.40, pagi sekali pikirku pertandingannya. Mata ku dan mata Dyo pun saling bertumpu pada satu titik fokus. Aku mencoba tersenyum ramah, tapi dia? Memalingkan muka!
Hari ini, hatiku sangat senang, tepat pukul 14.00 aku mendapat berita bahwa sekolahku menang tanding Futsal. Hari ini pula aku tepat pukul 16.00 akan bertemu dengan pengagum rahasia ku di Taman Kota.
***

Entah berapa lama aku harus menunggu di sini. Setiap detik terasa makin cepat bagiku saat ini. Hari pun makin sore, namun belum ada juga seseorang yang menghampiriku sepertinya. Tiba-tiba handphone ku berdering, tanpa pikir panjang, dengan seyakin-yakinnya kujawab.
“halo, ini siapa?” sapaku
“halo”, sapanya balik “cepat Anda menuju ke Rumah Sakit Cendana ruang 8c melati lantai 3.” Suara berat khas laki-laki di ujung sana. Telefon terputus sebelum aku hendak membalas.

Aku bingung dengan semua ini. Akhirnya kuputuskan untuk pergi ke rumah sakit itu. Untungnya letaknya dekat dengan tempatku menunggu. Aku segera berlari menuju pintu rumah sakit setelah turun dari taksi yang tadi kutumpangi itu. Segera aku menuju ruang 8c melati, dan kuketuk. Ternyata apa yang kulihat? Sesosok laki-laki yang tidak kukenal sedang duduk di sebelah seseorang yang terbaring tertutup kain. Kutaksir sekitar 3 tahun usianya diatasku.
“Anda siapa?” tanyaku
“Saya hanya menolong orang ini dan ketika saya tanya siapa keluarganya yang harus dihubungi, dia meminta saya untuk menghubungi seseorang yang bernama “First Time” di kontaknya. Dia juga meminta saya untuk memberikan bungkusan ini untuknya, dan yang aku lihat dia sempat menulis surat juga, untuk Mutia katanya.” Jelas pria itu panjang lebar, lalu ia memberikan bungkusan itu padaku dan lekas pergi meninggalkan ruangan itu.
Kini hanya aku dan seseorang yang terbungkus kain di ruangan itu. Aku masihenggan dan tidak berkeinginan untuk membuka kain itu. Hatiku terasa, entah apa namanya saat itu ketika kubuka bungkusan itu. Kemudian ku melihat sekotak cokelat ditemani dengan setangkai mawar merah tanpa duri. Sepertinya dia cukup telaten untuk membersihkan mawar itu dari duri-durinya. Lalu kubuka suratnya.

Dear, Mutia
Mutia, sebenernya tanganku ini tak mampu menahan lagi hasrat buat memberikan bingkisan ini untukmu. Bibir ini mencair untuk ucapkan sebuah kata cinta untukmu. Tapi, apa mungkin? Apa mungkin aku dapat lakukan semua ini di saat nafas ini terengah? Saat ragaku lemah dan tak mampu bergerak? Saat mulutku membeku seketika?
Bagaimanapun caranya aku ingin kau menerima bingkisan ini meski dari tangan yang berbeda. Sekali lagi maaf telah bersembunyi dari kemelut perasaan yang tertunda.
Maaf pula aku tak dapat menemuimu di tempat yang kujanjikan.

Surat itu terjatuh dari tanganku. Seolah mimpi menghampiriku saat kulihat nama yang tertera di bawah tanda tangan itu, Dyo. Bingkisan yang ku genggam pun ikut terjatuh. Ternyata, julukan First Time adalah seseorang yang juga aku sayang. First Time, karena kami pertama bertemu.
Hatiku yang penasaran mencoba mengembalikan nyali yang koyak dan menciut. Pelan-pelan ku coba membuka kain penutup tersebut. Dan apa kini yang tengah ku lihat? Kulihat dengan jelas paras seorang cowok tepat pada saat bertemu dan bertabrakan di koridor sekolah lalu. Seorang pemain Futsal terpopuler yang bernomor punggung 27. Dyo, ya itu dyo. Tak kuasa diri ini menahan tangis yang telah siap untuk membanjiri ruangan ini. Seorang yang terbujur kaku di hadapanku ini adalah orang yang sangat kudambakan kehadirannya dalam kehidupanku. Seorang Dyo, cuek nan romantis.

Air mataku masih enggan untuk berhenti. Seolah mengerti akan perasaanku kini. Ku lirik meja di sebelah ranjang, ku lihat ada 2 piala yang berdiri tegak diatasnya dan bertuliskan.
“JUARA 1 PERTANDINGAN FUTSAL SE-PULAU JAWA” ku tersenyum melihatnya. Lalu mataku beranjak mengamati tulisan di piala sebelahnya. “PEMAIN FUTSAL TERBAIK”, semakin dalam kini kurasa. Harusnya saat ini, aku dan Dyo berada di Taman Kota, bukan di rumah sakit.
Ternyata, Dyo mengalami kecelakaan saat menuju ke tempat yang dia janjikan, Taman Kota. Dia mengemudikan sepeda motornya dengan kecepatan yang luar biasa, hingga jiwanya harus berpisah dengan raganya.
Aku beranjak berdiri mengambil surat yang tadi terjatuh. Lalu kuambil pulpen yang tersedia di meja bersebelahan dengan piala tadi. Ku tulis di belakang lembar itu.


“You are my first love of my first time”
*********

merelakan cinta untuk sahabat

Pernah kah kalian merasakan jatuh cinta? bila pernah apakah kalian pernah merelakan cinta itu untuk seseorang yang kalian sayang bisa sahabat, temen atau orang yang deket sama kalian.itu lah yang aku rasain saat ini aku suka sama cowok keren,putih,tinggi,lucu pokoknya keren deh, namanya Aldi steven adrian, dan aku pun punya sahabat namanya kartika nasya savira dia baik,lucu,perhatian,dan kocak tentunya
Pada suatu hari aku berangkat ke sekolah sendiri biasanya aku di antar sama pak muklis supir pribadi aku dia orangnya lucu selalu bikin aku ketawa.kembali lagi ya ke cerita, aku sedang menunggu taxi karna gak mungkin kalo aku jalan sampe sekolah jauh bey.seperapat jam ku menunggu tak kunjung datang, tiba tiba ada yang mengelakson aku
Merelakan Cinta Untuk Sahabat - Cerpen Cinta
TINN......TINN.......TINN.......
"Ngapain kamu di sini feby"sapa seorang pria tampan yang sedang menaiki mobil sportnya ia adalah aldi, ya dia aldi cowok yang aku taksir
"Lagi nungguin taxi"jawab ku dengan senyum khas ku
Mau tau yang aku fikirin sekarang apa? Yang aku fikirin Semoga aldi mau nebengin aku hahaha tapi gak mungkin terjadi mana mau aldi nebengin aku kanmobil dia mahalan :/
"Mau bareng gak?" Tawar dia kepadaku oh sunggguh ini mimpi yang indah tuhan tolong jangan bangunin aku dari mimpi indah ini
"Hey.. Kok malah bengong sih, mau gak"tawar dia lagi, oh sunggu ingin sekali aku teriak sekuat tenaga tapi aku kurungkan niat itu
"Ehm... Emang gak ngerepotin"jawab ku ragu
"Ya enggak lah, udah ayo kita berengkat"aldi sambil menarik tangan ku lembut

Selama perjalanan aku dan aldi hanya menutup mulut tak ada satu katapun yang keluar dari mulut kita , oh sunggu dingin sekali orang ini guman ku dalam hati. Hingga sampe lah di sekolah ku, dimana tempat semua siswa menuntut ilmu. Aldi pun keluar dan membukakan pintu untuk ku oh sunggu romantis cowok ini
"Makasih :) " ucap ku sambil tersenyum padanya dia pun hanya membalas dengan senyum manisnya. Aku memasuki sekolah berdambingan dengan aldi semua mata tertuju pada kami.bagaimana tidak seorang feby bisa jalan sama tim basket andalan sekolah.

Sampai sekolah ku langsung duduk di tempat ku di samping sahabat terbaikku yaitu kartika
"Feby kamu jalan bareng aldi?,gimana rasanya?,trus dia ngomong apa aja?, trus kamu jawab apa aja? Jawab feby jawab"tanya kartika bertubi tubi hingga membuat ku tecengo mendengarnya
"Tika satu satu dong nanyanya aku jadi pusing ni jawab yang mana duluan"keluh ku
"Sorry sorry soalnya aku itu suka banget sama aldi bahkan aku udah mulai cinta deh"kata kartika sambil membanyangkan dia jalan berdua dengan aldi
DEGG....
Jantungku serasa mau copot mendengar menuturan kartika
"Jadi kamu suka sama aldi juga "tanya ku menahan tangis sebenarnya aku pengen nangistapi aku harus kuat kuat dan kuat

"Ya iyalah siapa sih yang gak naksir sma cowok sekeren aldi"kata tika
"Ehm... Feb kamu mau gak bantuina aku untuk deket sama aldi"sambung kartika
"Hah... Ehm....gi..gimana ya" jawab ku gemetar menahan tangis yang udah terbandung di mata
"Pleace lah feb kamu kan sahabat aku"mohon kartika
"O..oke lah akan aku bantu"dengan berat hati aku membantu kaktika untuk mendekati aldi.
Dari sejak itu kartika mulai deket sama aldi dari mulai pulang bareng, makan di kantin bareng, hang out bareng pokoknya semua bareng dehwalau aku di ajak tapi aku hanya bisa diam dan diam, aku saat pulang dari main bersama mereka selalu saja nangis dan nangis
Hingga pada suatu. Hari aku pergi jauh dari jakarta mungkin aku takkan pulang lagi karna aku tak kuat menahan rasa sakit yang ada di kepalaku, kangker yang tumbuh di kepala ku mulai menggerogoti habis seluruh tubuh ku,aku bingung kenapa gelap sekali semua jadi gelap ku tak tau kenapa semua menangis, menjerit dan memukul-mukul dirinya sendiri
"Mah sabar mahh feby akan baik baik aja mamah tenang hiks hiks hiks"suara papa ku yang terisak, menenangkan mama ku yang menjerit, tiba tiba mama ku jatuh tak berdaya dan di tangani oleh dokter . Ternyata aku udah gak ada lagi ku udah kembali ke yang maha kuasa.

Feby pergi jauh dantak kembali lagi semua menangis kartika,aldi,mama feby papa feby semua yang kenal sama feby.
Aldi merasa kecewa ternyata feby menyayanginya tapi kenapa baru dia rasaan kalo dia juga sayang sama feby setelah feby udah tidak ada ini gak adil fikir aldi sambil terisak
"INI GAK ADIL!!!!!" Jerit aldi frustasi
Sebelum feby pergi dia menulis surat untuk mama,papa,kartika, dan aldi. Ini isi surat yang di tulis feby untuk ALDI, KARTIKA

To:
Hay aldi pasti kamu sekarang lagi nangis maafin aku ya gak pernah kasih tau kamu tentang perasaan aku, aku tau ini telat sangat telat tapi aku harus jujur sama kamu kalau aku sayang bahkan cinta sama kamu, tapi sudah lah sudah terlambat aku udah pergi, aku mohon jaga sahabat aku ya dia sahabat terbaik aku, aku mohon jangan sakiti dia aku mohon, udah ya aldi aku udah cape aku udah gak kuat lagi buat lanjutin surat ini.... Jangan nangis lagi ya aku sayang kamu :)
I LOVE YOU :*
Feby

To kartika
Hay sahabat aku yang bawel, aku mohon jangan nangis lagi aku gak kuat liat kamu nangis, aku belum sempat jujur sama kamu kalo aku juga sayang sama aldi orang yang kamu suka juga, aku bahagia kalo kamu bahagia. Maafin aku ya aku gak kasih tau kamu tentang penyakit aku, aku gak kuat liat kalian tertawa bareng, bercanda.ku gak kuat dan aku juga gak kuat sama penyakit aku yang makin lama makin parah... Aku perrgi ya jangan sedih aku mohon aku tersiksa disini kartika bye bye kartika aku sayang kamu selau your my bets friend
Feby

Pemakaman pun telah usai semua pelayat pulang hanya tinggal mama papa feby yang belum pulang pap sudah berapa kali pap feby membujuk mama feby tapi tak mau pulang juga, hingga akhirnya hujan turun mereka pun pulang.

Tapi ada satu orang lagi yang datang kemakam feby pria yang di sayangi feby ya dia aldi. Aldi duduk dan mengusap nisan feby sambil terisak
"Feb kenapa kamu gak jujur dari awal sama aku kalo kamu sayang sama aku hiks...hiks... Sebenarnya aku gak sayang sama kartik aku sayangnya sama kamu, aku kira kamu gak suka sama aku jadi aku berusaha menerima kartika. Kamu jahat feb kenapa kamu tinggalin aku"guman aldi sambil terisak
Bayangan putih pun muncul
"Feby"lirih aldi
"Jangan nangis lagi ya aku udah tenang disini, aku mohon kamu jagain kartika ya :)"ucap bayangan feby
Cahaya itu pun perlahan menghilang.
"FEBY!!!! Hiks hiks"
Setelah pemakaman feby kemarin aldi menjadi frustasi dia sering ngelamun sendiri tapi kartika berusaha menghibur seperti yang di inginkan feby. Kartika dan aldi pun bahagia
 
*TAMAT

bersemi do bis kota

EJreng...jreng..jreng
Petikan gitar pengamen jalanan yang begitu kasar membangunkan tidurku di bis antar kota. Aku sudah terbiasa mendengar petikan gitar ini, tidak selembut yang aku inginkan. Petikan yang sama untuk semua lagu. Aku merasakan demikian. Entah tak tahu bagaimana orang lain merasakannya. Mungkin sama denganku.

Terlihat dua orang pengamen berada di deret antar bangku bis. Mereka membawa gitar dan gendang kecil. Baju yang dikenakannya tampak compang camping dan kumal. Wajahnya kusam. Mungkin karena terlalu lama terkena sengatan matahari. Berbekal gitar dan gendang kecilnya mereka berduet ala penyanyi di panggung hiburan. Pengamen yang satu menyanyi lirik ini dan satunya melanjutkan lirik yang lain. Begitu seterusnya. Kudengarkan lirik demi lirik lagu yang mereka nyanyikan. Lagunya begitu menyentuh dan suara merekabegitu syahdu. Entah apa yang aku rasakan, aku benar-benar tersentuh ketika mereka menyanyikan lagu itu. Lagunya “ Zifilia, Pintu Taubat”
 
Bersemi Di Bis Kota - Cerpen Cinta
Begitu sedih kumendengarkannya. Apalagi yang menyanyikannya pengamen. Terasa tak sanggup kudengarkan lagu ini. Sungguh menyayat hatiku. Tak tersadar air mataku terjatuh sedikit demi sedikit. Aku sadar hidupku penuh dengan dosa. Akulah Hamba-Mu yang tak pernah luput dari dosa dan kesalahan yaa Rob. Mereka begitu merdu dalam menyanyikannya. Walaupun iringan musiknya tak selaras dengan nada lagunya. Bagiku tak masalah, yang terpenting adalah mereka mampu membawakannya dengan syahdu dan penuh haru.

Air mataku tak bisa tertahankan lagi, jatuh dan terus terjatuh. Tak perlu malu dan muna untuk mengakuinya, memang aku menangis. Aku mudah tersentuh dengan nyanyian sebuah lagu. Kupandangi kiri jalan di sebelahku lewat jendela kaca. Berharap air mata ini tak menetes lagi. Tapi, sia-sia. Selagi pengemen itu belum berhenti bernyanyi, ku tak bisa menahan derasnya air mataku.

Tiba-tiba, sesosok lelaki menyodorkan tisu putik kepadaku. Tak ada kata yang ia ucapkan, hanya untaian senyuman hangat dari wajahnya yang bisa kulihat. Wajahnya tampak belas kasihan melihatku yang terus menangis mendengar lantunan lagu itu.
“Terimaksih, tak usah repot-repot” ucapku pelan.
“ Udah ambil aja, aku ikhlas kok. Aku tahu kamu menangis. Kamu tersayat-sayat hatinya kan mendengar lagu itu?” tegasnya tenang.
Pertanyaan yang membuatku tersipu malu. Memang benar aku menangis menikmati lantunan indah lagu ini. Diapun bisa merasakannya. Timbul pikiran yang tak menentu. Jangan-jangan dia memperhatikanku selama di perjalanan. Ah, sudahlah. Tak penting.

Kuterima pemberian tisunya.
“Makasih yaa..” ungkapku pelan.
“Bener banget,aku begitu menikmati lantunan lagu ini, brgitu indah dan haru. Terlebih yang menyanyikannya pengamen jalanan.”
Terlihat wajah lelaki itu sedikit haru dan pilu. Mungkin dia juga merasakan hal yang sama denganku. Buktinya, matanya memerah.
“Aku juga merasakan hal yang sama denganmu. Tapi, tak sepertimu, mudah sekali menangis. Kalo aku mending menangis dalam hati biar tak seorangpun tahu” tuturnya serasa membela kaum pria yang penuh kejantanan.
“Memang sih, masa cowo menaangis mendengar lagu kayak gitu. Kagak jantan banget.Hehehe” sambungku sembari mengusap air mata di pipiku.
“Nangis aja pake ketawa, kamu lucu tahu. Jarang ada cewe kaya kamu yang kelihatnnya maco, tomboy, tapi hatinya lemah dan mudah tersentuh. Heheheh” Ucapnya.

Sejeenak kuterdiam. Memang penampilanku begini, tomboy dan maco. Tapi, aku memang cewe yang identik dengan hati yang lembut dan mudah tersentuh. Kupikir benar juga yang dikatakan lelaki yang sok akrab denganku itu. Entah siapa namanya yang jelas dia baik hati.
“Bisa saja kamu, walaupun seperti ini penampilanku, tapi aku memang cewe. Layaknya cewe lain.” Ucapku sedikit tegas.
“Hehehhe yang jelas aku tahu kamu. Walupuan pemanlilanmu kayak gitu, tapi kamu tetep aja cewe yang tercipta dengan hati yang lembut.” Sahutnya tenang.

Percakapan kita sejenak terhenti. Kedua pengemna itu sudah selesai berduet. Diambilnya topi yang dikenakannya sembari mengelilingi semua penumpang. Berharap penumpang menyisihkan sebagian rejeki yang dimilikinya. Disodorkannya topi itu di hadapanku dan lelaki di sampingku. Untungnya sudah kupersiapkan uang recehan sejak dari kost untuk pengamen. Kuberikannya kepada pengemen itu. Diapun menatap wajahku dan mengucapkan terimakasih.
“Sungguh pengamen yang sopan” batinku. Percakapan dengan orang yang tak kukenal kembali kulanjutkan. Entah siapa orang itu yang jelas dia sudah mau berbicara denganku. Mungkin kalo tidak ada orang itu, aku selalu terdiam dan menikmati lantunan lagu dari pengamen sendirian.
“ Iya, iya. Aku memang cewe.” Ucapku sedikit sewot.
“ Haduw, cewenya cemberut ni.” Ungkapnya sambil meledekku. Memang aku sedikit marah sama dia. Dia sok akrab soalnya dan meledek terus. Maklum belum pernah kena tamparanku. Kalo si kampus, hampir semua cowo yang godain aku dan temanku udah pernah mendapatkan kado tamparan dariku.
“Ow, siapa yang marah. Enak aja”
“ Hmm, ya udah kalo gak mau ngaku. Eh, kamu mau turun dimana?” tanyanya.
“ Bentar lagi juga sampai, di simpang lima. Kamu dimana?” tanyaku balik.
“ Aku di perempatan depan” jawabnya pelan.
“ Oh, berarti kamu dulu dong yang turun.” Tanyaku lagi
“ Iya, hati-hati yaa? Jangan nangis lagi. Nanti gak ada yang kasih kamu tisu lo.heheh” ucapnya sambil meledekku.
“Iyalah, iya. Uh, kamu. Iya gak lah. Emang aku cengeng banget apa, yang tadi tuh, gara-gara lagunya bikin nangis.huuh” jelasku.
“Ya udah yaa, hehhe. Aku mau turun. Daaa.
Sampai jumpa lagi. See you next time”.
“iya, daa..”

“Tanjung. Tanjung. Tanjung” ucap kenek bis di samping pintu. Lelaki itupun maju ke depan sambil menatapku seraya ada sesuatu yang ingin dia sampaikan. Bispun berhenti di Tanjung dan lelaki itupun turun. Tanjung adalah nama dari sebuah perempatan di Banyumas, Purwokerto.
Dari jendela kaca, kulihat sosok lelaki itu yang masih mencari sosokku. Di tersenyum setelah melihatku. Senyuman hangat darinya selalu terkenang di hidupku. Sungguh kutemukan lelaki yang beda dari biasanya. Di kampus, jarang sekali lelaki seperti dia. Semuanya gombal dan terlalu alay. I don’t like.
“Oh, iya, aku lupa. Kenapa tadi aku gak kenalan sama dia. Ya ampun?’’ pikirku.

Penyesalanku tuk yang pertama kalinya menyia-nyiakan lelaki yang sudah baik denganku dan mampu mengambil hatiku. Aku terlalu jaga image di depan dia. Jadinya begini, nyesel di ujungnya. Di perjalanan menuju kampung halamanku. Kududuk sendirian. Kumerenung dengan kejadian tadi. Pengamen dengan lagu yang dinyanyikannya dan lelaki itu.
“ Kenapa di jaman seperti sekarang ini, masih banyak pengamen jalanan yang seperti mereka? Tak memiliki keluarga yang utuh. Hidupnya di jalanan dan harus mengumpulkan recehan demi recehan untuk makan. Uang sangat berarti untuk kehidupannya. Recehan yang seolah tak ada artinya untuk mereka yang berdasi, bagi mereka itulah kehidupannya. Aku salut kepada mereka. Itulah pekerjaan mereka. Tanpa rasa malu dan ragu mereka bernyanyi, mengumpulkan uang untuk makan. Mungkin kalo tidak ada pengamen kita tak akan pernah ada yang mengingatkn memberi sebagian rejeki untuk mereka.” Pikirku.

Lelaki itu sudah baik denganku. Walaupun ku tak tahu siapa dia, yang jelas dia sudah memberiku sedikit lentera untuk tidak memandang rendah kaum pria.
Tak disadari, akupun tertidur. Hal yang sudah biasa terjadi padaku. Bagitu pulasnya tertidur di bis. Aku sampai lupa kalo sebentar lagi turun. Mungkin kenek bis sudah berkoar-koar menyebut simpang lima. Aku tak mendengarnya. Mungkin karena aku begitu capek dan pulas tidur di bis.

“Persiapan. Terminal, terminal, terminal. Cek barang bawaan kalian terlebih dahulu sebelum turun. Kami tidak bertanggungjawab dengan barang yang sudah hilang.” Ucap kenek bis dengan nada keras dan ngapak.
“oh, my God. Ini sudah terminal” batinku.
Padahal harusnya aku turun di simpang sebelum terminal. Ini pasti akibat terlalu memikirkan lelaki itu dan terlalu pulas tidur. Terpaksa aku harus ngojek ke simpang lima menemui bapakku di sana.


Selesai

terjebak nostalgia

Cerita ini diambil dari sebuah buku diary seorang mahasiswi yg bernama NERASYA KEZYA PUTRI atau lebih sering dipanggil dengan sebutan RASYA !!

Waktu begitu cepat berlalu , 3 tahun lamanya rendy meninggalkan diriku dari dunia ini. rendy kekasihku, orang yang sangat aku cintai dan aku sayangi. Sampai sekarang aku masih belum bisa menggantikan dirinya dengan orang lain walaupun sebelum kepergiannya ia sempat bilang bahwa aku harus menggantikan dirinya agar aku bahagia. Namun bagaimana bisa aku menggantikan dirinya kalau bayangnya selalu terlintas difikiranku ini.

Dimas !aku tau sejak dulu dia memang mencintaiku bahkan sebelum aku pacaran dengan rendy. Namun dulu dia belum berani untuk menyatakan cintanya padaku. Dan sekarang setelah rendy tiada dia mencoba mendekatiku lagi dan berusaha menyemangatiku agar aku tidak terpuruk dan dia selalu berusaha untuk mendapatkan cintaku. Namun begitu sulit rasanya hati ini untuk menerima dirinya karena hanya rendy yang ada dihatiku ini. Sebetulnya aku kasihan dengan dimas yg mati-matian berusaha agar aku jadi kekasihnya namun bagaimana lagi, aku tidak mencintainya jadi tidak mungkin aku jadi kekasihnya.
Terjebak Nostalgia - Cerpen Cinta Sedih
12 november , ini adalah hari anniversarry ku dengan rendy yang ke-6 tahun. Hari ini aku berniat untuk mengunjungi makam rendy. Dan pada siang hari nya aku mengunjungi makam rendy sambil membawa sebuah bunga mawar, bunga kesukaan rendy.

#MAKAMRENDY
“ren,apa kabar kamu disana?? Aku harap baik-baik aja ya, ren aku kangen banget sama kamu. Oya, kamu masih inget kan dengan tanggal ini, ini hari anniversarry kita ren. Seandainya kamu masih ada disini pasti aku bahagia banget. Aku gak akan pernah ngelupain moment disaat kita bersama ren, karna disaat kita berdualah aku merasakan bahagia. makasih untuk segalanya yg pernah kamu kasih untuk aku. Walaupun kamu udah gak ada didunia ini tapi cinta aku akan selalu ada untuk kamu. Aku disini slalu sayang kamu ren. I Love you Rendy. ”

Sepulangnya dari makam aku segera menuju ke sebuah danau. Ya, sebuah danau yang menjadi sejarah dimana hubunganku dengan rendy dimulai dan akan menjadi tempat bersejarah juga karna disitulah tempat yang paling sering kami lalui bersama. Sesampainya didanau aku hanya bisa menangis sambil mengingat semua kenanganku bersama rendy, kenangan yang tidak akan pernah aku lupakan disepanjang hidupku.

Setelah dari danau aku pun segera pulang, dipertengahan jalan aku bertemu dengan dimas. Disitu dimas menawarkan ku untuk pulang bersamanya. Awalnya aku menolak namun karna dimas terus membujukku akhirnya aku pun ikut dengannya. Dimas pun mengantarkanku sampai kerumah.

Suatu hari aku menulis dibuku dairy ku, menulis tentang perasaanku terhadap dimas...

“ Dear Diary..
Aku bingung dengan perasaanku ini yang tak pernah bisa menerima dimas dihatiku ini. Dimas yang aku tau sejak dulu ia telah mencintaiku namun aku tidak pernah mencintainya. Dimas, maafkan aku yg tak pernah bisa mencintai dirimu, sebisa apapun aku mencoba untuk menerima dirimu dihati ini tapi hasilnya percuma karna dihati ini masih tersimpan seseorang yg sangat aku cintai walaupun org itu tlah tiada namun cinta ini slalu ada untuk orang itu,dia adalah rendy. Dan aku yakin kamu pasti bisa mengerti dengan perasaanku ini. Maafkan aku,dimasss..... “

Suatu hari, tiba-tiba hidungku mengeluarkan darah segar yang cukup banyak. Sudah biasa hal itu terjadi karna aku memang memiliki sebuah penyakit yang sangat parah namun aku menyembunyikan penyakitku dari orangtua ataupun teman-temanku, aku mengidap penyakit leukemia stadium akhir. Penyakit yang mematikan. Entah sampai kapan diriku ini akan bertahan namun kuyakin tidak lama lagi aku akan pergi dari dunia ini dan akan menyusul rendy disana. Dokter pun memperkirakan aku hanya bisa bertahan hingga bulan desember nanti.

Bulan desember pun telah tiba. Sekarang aku tinggal menunggu hari dimana aku akan pergi untuk selama-lamanya dari dunia ini. Setengah bulan telah berlalu dibulan desember ini namun tuhan belum memanggilku.

pada tanggal 25 desember bertepatan dengan hari natal Rasya menghembuskan nafas terakhirnya di dunia ini. Dunia yang penuh tangis semenjak kepergian rendy dari hidupnya. Dimas yang sangat mencintainya pun hanya bisa menangis dan mengikhlaskan kepergian Rasya.

_END_

kebahagiaan sesaat

Namaku Regita chantika, dipanggil dengan sebutan Gita. Aku tinggal di Bandung. Aku sekolah di SMAN 2 Bandung dan duduk dibangku kelas 1. Aku lahir di Bandung pada tgl 12 desember.

Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah di SMA. Hari ini aku mendapatkan sebuah tugas, karna belum mempunyai bukunya jadi aku harus meminjam ke perpustakaan. Di dalam perpustakaan aku pun segera mencari buku itu. Setelah bukunya kutemukan aku pun segera berlari kekelas. Baru sampai depan pintu perpus aku tertabrak oleh seorang laki-laki yang menyebabkan buku-buku yang ku bawa terjatuh semua. Laki-laki itu meminta maaf padaku sambil membantuku mengambil buku yg terjatuh. Ketika sedang melihat wajah laki-laki itu aku hanya bengong, perasaanku tidak karuan dan jantungku pun berdetak sangat kencang. Laki-laki itu memang sangat tampan. Didalam hatiku berkata “ya tuhan, inikah yang dinamakan jatuh cinta?” . aku pun tersadar dari lamunanku saat laki-laki itu melambai-lambaikan tangannya diwajahku. Disitu kami berkenalan. Ternyata nama laki-laki itu adalah BISMA KARISMA. Karena buru-buru aku pun segera meninggalkan bisma.
Kebahagiaan Sesaat - Cerpen Cinta Sedih
Aku mempunyai sahabat bernama fany. Dia juga sekelas denganku. Saat dikelas aku menceritakan kejadian yg kualami tadi. Karena aku bercerita saat jam pelajaran alhasil aku dan fany mendapat teguran dari guru, aku pun hanya diam sambil menunduk ketakutan. Setelah pelajaran selesai, saat jam istirahat aku pun melanjutkan ceritaku itu kpda fany. Fany terkejut saat aku bilang kalau aku menyukai bisma. Fany terkejut karna fany tau kalau sejak dulu aku selalu cuek dengan yang namanya cowok. Aku seperti itu karena aku takut mengalami kejadian yg sama seperti orangtuaku, yaitu bercerai dan merasakan sakit yang amat sangat menyakitkan. Jadi, aku sangat berhati-hati dalam mencari pasangan hidupku. Namun entah kenapa rasa dihatiku berubah jadi cinta saat aku melihat bisma. Kurasa aku benar-benar jatuh cinta.

Ingin sekali rasanya aku mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya kepada bisma. Namun aku takut, aku takut kalau bisma tidak mencintaiku. Itu pasti akan membuatku sakit hati. Jadi aku selalu memendam perasaan itu .
Aku senang sekali karena setiap hari aku selalu ketemu bisma. Kami pun sering ngobrol bareng. Ya, wlaupun aku tidak bisa memilikinya sebagai kekasihku tetapi aku sudah bahagia karna bisa berteman dengannya

2 tahun berlalu. Sekarang aku telah duduk di bangku kelas 3 SMA. Namun perasaanku masih tetap sama seperti dulu. Aku masih mencintai bisma, tanpa bisma tau itu. Memang sangat sulit untuk memendam perasaan itu, bahkan 2t ahun bukanlah waktu yang singkat untuk memedam perasaan seperti ini. Apalagi setelah aku tau ternyata bisma sudah mempunyai kekasih, untung saja berita itu hanyalah gosip. Jika berita itu benar, entahlah bagaimana diriku ini, mungkin aku bisa gila.hahhaaa.. namun aku tidak akan biarkan itu semua terjadi, karna aku harus jadi perempuan yang slalu kuat dan tegar.

Pada suatu hari ketika aku sedang berada ditaman sekolah bersama bisma, tiba-tiba hidungku mengeluarkan darah. Tidak heran jika aku mimisan. Karna sejak masih SMP aku memang sering mimisan namun aku tidak tau apa sebabnya. Bisma yang melihatku pun sangat terkejut, bisma mengajakku kerumah sakit. Namun aku menolak. Dari masih kecil aku memang anti sekali jika diajak ke rumah sakit mungkin karna dirumah sakit banyak peralatan-peralatan medis yg membuatku takut.
Tidak lama darah dihidungku pun sudah tidak keluar lagi. Karna bel sudah berbunyi, aku pun segera masuk kekelas.

S K I P
Keesokan harinya ketika aku baru saja sampai disekolah tiba-tiba bisma menghampiriku sambil mengasih sebuah undangan. Ternyata itu undangan untuk acara ulang tahun bisma. Bisma memintaku untuk datang di acara itu. Aku pun mengiyakan hal tersebut, bisma pun terlihat senang.

Karena acara ulang tahun bisma besok malam akhirnya setelah pulang sekolah aku pun langsung pergi kesebuah mall untuk mencari kado untuk bisma. Aku bingung mau beli apa untuk bisma. Karena aku tau kalau bisma suka mengoleksi jam dan topi akhirnya aku pun mencari toko jam dan topi. Sesampainya ditoko topi, kebetulan ada topi yg bertuliskan huruf “B” , aku pun langsung membeli topi tersebut. Setelah itu aku pun langsung ke toko jam, di toko jam tersebut terdapat jam berwarna hitam dan jam itu dari paris, dikaca jam itu bertuliskan berbagai huruf, tentunya aku memilih huruf “B”. Setelah membeli kadonya aku pun segera membungkusnya dengan kertas kado bergambar love di sertai dengan pita merah diatas kado itu.

Malam itu pun tiba, aku segera pergi kerumah bisma. sesampainya dirumah bisma ternyata sudah banyak orang yang datang. Malam itu aku mengenakan mini dress berwarna pink dengan ikatan tali dileher. Malam itu bisma sangat tampan sekali, bisma menggunakan kemeja berwarna putih disertai dengan jas hitamnya.
“oh tuhan andai saja dia bisa jadi kekasihku, aku pasti akan amat sangat senang sekali” benakku.
Aku langsung , menghampiri bisma sambil memberi kado yg telah ku siapkan itu. Bisma pun berterimakasih padaku.

Tidak lama acara itu pun dimulai. Mula-mula bisma mengucapkan terimakasih kepada semua yg telah hadir kemudian dilanjutkan dengan meniup lilin dan pemotongan kue.
“potongan kue yg pertama ini untuk orang yang special” kata bisma.

Tak kusangaka ternyata kue itu diberikan kepadaku.
“yatuhan,, apa maksut dari semua ini” benakku.

Disitu aku hanya diam sambil menatap bisma karna aku bingung entah apa yg harus aku lakukan. Setelah itu tiba-tiba bisma naik ke atas panggung kecil disertai dengan gitar kesayangannya. Disitu bisma berkata “saya akan menyanyikan sebuah lagu, lagu ini saya persembahkan untuk orang yang special, dia adalah Regita Chantika”.
“omaygat.. apa lagi ini,, aku bingung dengan semua ini, kenapa semua yg special itu untukku?” benakku.
Bisma pun langsung menyanyikan sebuah lagu berjudul I HEART YOU (accoustic)
#Kenapa hatiku cenat-cenut tiap ada kamu
Selalu peluh pun menetes setiap dekat kamu
Kenapa salah tingkah tiap kau tatap aku
Selalu diriku malu tiap kau puji aku

Kenapa lidahku kelu tiap kau panggil aku
Selalu merinding romaku tiap kau sentuh aku
Mengapa otakku beku tiap memikirkanmu
Selalu tubuhku lunglai tiap kau bisikkan cinta

You know me so well (you know me so well)
Girl i need you (girl i need you)
Girl i love you (girl i love you)
Girl i heart you
I know you so well (i know you so well)
Girl i need you (girl i need you)
Girl i love you (girl i love you)
Girl i heart you

Tahukah kamu saat kita pertama jumpa
Hatiku berkata padamu ada yang berbeda
Tahukah sejak kita sering jalan bersama
Tiap jam menit detikku hanya ingin berdua

Tahukah kamu ku takkan pernah lupa
Saat kau bilang kau punya rasa yang sama
Ku tak menyangka aku bahagia ingin ku peluk dunia
Kau izinkan aku tuk dapat rasakan cinta

You know me so well
Girl i need you (girl i need you)
Girl i love you (girl i love you)
Girl i heart you
I know you so well
Girl i need you (girl i need you)
Girl i love you (girl i love you)
Girl i heart you

Hatiku rasakan cinta, dia buatku salah tingkah
I know you so well, you know me so well
You heart me girl, i heart you back
I miss you, i love you, ah ah ah
I need you, i love you, i heart you baby
I need you, i love you, i heart you baby

Baby, you know me so well (you know me so well)
Girl i need you (girl i need you)
Girl i love you (girl i love you)
Girl i heart you
I know you so well (i know you so well)
Girl i need you (oh i need you)
Girl i love you (oh i love you)

Tak ada yang bisa memisahkan cinta
Waktu pun takkan tega
Kau dan aku bersama selamanya #
Setelah bisma menyanyikan lagu itu, bisma meminta aku untuk naik ke panggung itu bersamanya. Aku pun menuruti permintaannya. Diatas panggung itu tiba-tiba bisma berlutut sambil memegang sebuah cincin berlian dan sekuntum bunga mawar merah.
Jantungku berdegup sangat kencang, bahkan sangat sangat kencang, rasanya seperti mau copot..

Disitu bisma menyatakan perasaannya kepadaku..
“gita,, aku mau jujur tentang perasaan aku selama ini sama kamu, sebenernya aku suka sama kamu udah lama, semenjak pertama kali kita ketemu yatu kelas 1 SMA dan sekarang kita udah kelas 3. Cukup lama aku memendam perasaan ini dan sekaranglah waktunya aku untuk mengungkapkan isi hatiku. “would you be my girl??” aku pun menjawab “ YESS”

Disitu bisma langsung memakaikan aku cincin yg dia pegang dan dia langung memelukku. Semua tamu yang hadir pun memberikan tepuk tangan yang sangat meriah dan mereka juga memberi selamat kepada kami berdua.
Setelah acara itu selesai, bisma yg mengantarkan aku pulang. Sesampainya dirumah aku pun berterimakasih kepadanya, bisma pun hanya mengangguk sambil tersenyum manis lalu ia mencium keningku. Karena sudah terlalu malam aku pun langsung masuk kedalam rumah.
Ya, malam itu merupakan malam yg sangat bersejarah dalam hidupku, karna aku telah memiliki org yg selama ini akub dambakan.
*****

Kebahagiaanku berganti menjadi sedih yg amat menyedihkan ketika beberapa jam kemudian aku mendapat kabar dari temanku bahwa bisma kecelakaan setelah mengantarkanku pulang. Mobil bisma menabrak sebuah truk besar dan kecelakaan itu pun sangat tragis yg menyebabkan nyawa bisma tidak tertolong dan bisma pun meninggal pafa malam itu.
“yatuhan.. cobaan apa lagi yang kau berikan padaku, baru saja kau memberikan kebahagiaan dan sekarang engkau mengganti kebahagiaan ku itu dengan kesedihan, engkau telah mengambil orang yg amat sangat aku sayang dan aku cintai” #dalam benakku sambil menangis

Aku pun segera kerumahsakit untuk melihat bisma, sesampainya dirumah sakit aku hanya menangis dan terus mengis saat melihat bisma telah ditutupi dengan seuntai kain putih. Disitu aku memeluk bisma sangat erat seolah-olah tidak mau lepas dengannya. Keluarga bisma yg datang pun mencoba menenangkanku. Keesokan harinya bisma pun dimakamkan di pemakaman keluarga. Setelah pemakan itu selesai tinggal diriku sendiri yang masih berada disitu. Distu aku terus menangis sambil memegang batu nisannya. Tiba-tiba ada seorang perempuan datang menghampiriku, dia adalah kakaknya bisma yaitu kak mega. Dia mengajakku pulang, awalnya aku menolak. Tetapi karna keadaan sudah mau hujan akhirnya aku pun ikut ka mega pulang.

Selang beberapa hari kepergian bisma, pasti ada saja hal-hal ganjil yg membuat aku risih. Kadang-kadang aku melihat sosok miripsekali dengan bisma, sosok itu hanya tersenyum manis denganku, namun ketika aku mau menghampiri sosok itu tiba-tiba dia menghilang. Aku mencoba bertanya kepada orang pintar/kiyai . ternyata memang benar sosok yg sering menghantuiku itu adalah bisma. ternyata bisma mau bilang sesuatu kepadaku, bisma berkata bahwa aku tidak boleh menangis lagi, bisma ingin melihatku bahagia bersama orang lain dan bisma juga berkata “jangan khawatir dengank, aku baik-baik saj disini, aku selalu menjagamu gita”.
Dan setelah kutau itu semua, aku pun mencoba untuk tidak bersedih lagi, namun sampai sekarang belum ada orang yg bisa menggantikan bisma dihatiku, itulah kesetiaanku :’)

THE END

pertanyaan yang tak terjawab

Malam yang bertabur bintang dihiasi lampu-lampu taman bulan tersenyum terang bahagia melihat mereka yang bersenang-senang malam ini. Aku bercermin melihat penampilanku untuk malam terakhir bersama teman dan guru-guruku, namaku Elyssna putri biasa disapa Elys, aku berumur 17 tahun dan saat ini aku bersekolah di Precious stone school kls XII, aku mempunyai rambut ikal berwarna pirang dan untuk malam ini rambut yang tergerai ini ku ikat dua dengan rapi, bola mata yang berwarna cokelat, dan memakai gaun putih dengan pita kecil yang manis di bahu sebelah kiri berwarna ungu. Ku pandangi kembali penampilanku “sempurna” pikirku. Tiba-tiba menetes air mata ini bila mengingat malam ini adalah malam terakhir ku sebagai murid di Precious stone school, tak rela rasanya bila aku harus meninggalkan kenangan di sekolah ku ini. Berpisah dengan teman-temanku yang selalu ada disaat aku merasakan suka maupun duka. Guru yang tiada pernah bosan-bosannya membimbing aku. Aku gak rela untuk kehilangan itu semua, tapi bagaimana juga aku harus rela ! aku harus melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, agar orangtua ku bangga melihat ku.
Pertanyaan Yang Tak Terjawab - Cerpen Cinta Remaja
Teringat masa lalu yang tiada pernah bisa aku lupakan bersama sahabat-sahabatku yaitu Intan, Ocha, Diksi, dan Jean. Mereka yang selalu ada bersama ku dan takkan pernah bisa melupakan tingkah laku mereka, disaat jam istirahat di sekolah, disaat guru tidak masuk ke kelas. Mereka selalu saja membuat kelas menjadi kacau, dan sering kali kami di tegur oleh guru yang sedang mengajar di samping kelas kami.

Suatu pengalaman yang tak terlupakan dengan mereka, disaat kami pergi ke suatu tempat keramaian yaitu ke mall, aku merasakan hal-hal yang tidak pernah ada di sekolah yaitu bersenang-senang tanpa harus ada satu pun rumus yang harus masuk ke dalam otak ku. Saat menginjakkan kaki di tempat ini kami langsung berpikir untuk mencari restoran, karena kami semua sama sekali belum ada yang makan siang, akhirnya kami menuju ke sebuah restoran, kami mendapatkan sebuah meja dan kursi di sudut kanan pintu masuk restoran ini kosong, kami pun berjalanan menuju meja dan kursi kosong itu untuk di tempati. Masing-masing dari kami merogo kantong masing-masing untuk mengambil uang dan segera memesan makanan, mereka memberikan uang mereka kepadaku yang artinya aku yang memesan makanan untuk kami semua. 
Aku pun segera bangkit dari tempat dudukku sebelum cacing di perut kami mengaung, aku menuju tempat memesan makanan bersama temanku Ocha, kami memesan sebuah paket makanan agar harganya kebih terjangkau. Pegawai restoran ini pun langsung menyiapkan makanan pesanan kami, tidak lama hidangan itu pun sudah jadi, aku mengambil uang yang kami kumpulkan tadi untuk membayar makanan ini ke kasir. Aku dan Ocha kembali ke tempat duduk dimana teman-temanku sudah menunggu makanan yang berada di tangan kanan dan kiri ku ini. Sampai aku di tempat dimana seharusnya aku duduk.
“serbu” teriak Diksi dengan tangannya yang menyambar makanan pesanannya.
“hey... hati-hati jangan rebutan semua kebagian kok” ujar ku agar mereka tidak ribut.
Setelah kami semua kebagian makanan,
“ayo kita makan...!!!” seru Jean.
Dan kami semua pun makan, saat kami makan Diksi pun membuat tingkahnya, dia mencolek pipi Jean dengan saus tomat, sehingga membuat Jean ngambek.
“jangan gitu lah Diksi kan pedas” ucap Jean sambil menghapus saus di pipinya dengan tisu.
Kami semua yang melihat raut wajah Jean yang ngambek pun tertawa
“hahaha....ha....ha.... jangan marah Jean kan si Diksi cuma bercanda” ucapku agar Jean tidak ngambek lagi.

Kami pun selesai makan dan segera meninggalkan restoran ini, dan menuju tempat membeli tiket untuk nonton bioskop, sebelum membeli tiket kami melihat daftar film yang ditayangkan untuk hari ini, banyak film yang ditayangkan antara lain, Avenger, Rumah Seribu Ombak, Jendral Kancil, dan masih banyak lagi. Aku dan Ocha tidak berniat untuk menonton karena jadwal tayangnya film-film itu pada sore hari
“jika kami menonton kami akan pulang malam, karena durasi film-film itu berlangsung selama 3 jam. Sedangkan, sekarang sudah jam 5 sore” pikir ku sambil melihat jam di pergelangan tangan kiri ku.
Diantara kami semua yang sepakat untuk menonton adalah Intan, Jean, dan Diksi. Mereka bertiga pun membeli tiket untuk film Rumah Seribu Ombak sedangkan, aku dan Ocha menunggu di luar tempat membeli tiket sambil melihat ke sekeliling kami.

Tepat pada waktu nya film akan di mulai, aku dan Ocha berpisah rombongan dengan Intan, Diksi, dan jean. Mereka berjalan menuju ruang bioskop sedangkan, aku dan Ocha berjalan ke arah esculator menuju supermarket yang berada di lantai bawah untuk membeli oleh-oleh yang bisa dibawa pulang. Sebelum masuk ke supermarket, kami menitipkan tas ke tempat penitipan barang. Kami berdua masuk dan segera mencari apa yang ingin kami beli, aku mengambil sebuah tisu basah dan beberapa makanan ringan dan memasukkannya ke dalam keranjang yang kami ambil di depan pintu masuk supermarket, setelah keranjang kami terisi dengan barang-barang yang ingin kami beli, kami pun berjalan ke kasir untuk segera membayar barang-barang ini.

Kami keluar dari supermarket dan menuju ke penitipan barang untuk mengambil tas yang kami titipkan tadi, kami berdua bingung dan saling bertanya-tanya
“mau beli apa lagi ya ?” tanya ku berharap mendapatkan usul dari
Ocha.
“aku juga bingung, lebih baik kita pulang soalnya sudah jam 6” ujar
Ocha sambil melihat jam tangannya.
“yasudah yok” jawabku.
Kami berdua berjalan menuju pintu keluar gedung mall yang dingin karena AC nya. Udara yang dihirup setelah keluar dari gedung itu terasa berbeda dengan cuaca yang mendung, pertanda matahari akan tenggelam dan berganti jadwal dengan bulan yang di temani oleh bintang-bintang. Kami berdua menunggu angkutan umum yang melewati jalur rumah kami.
“ si Jean, Diksi dan Intan lagi ngapain ya kira-kira ?” tanya Ocha penasaran kepadaku.
”ya lagi nonton lah pastinya haha...ha...” jawabku sambil tertawa
“ihhh elys, aku kan nanya nya beneran, aku juga tau kalau mereka lagi nonton, tapi kira-kira jam berapa ya mereka pulang ? apa gak dicariin sama orangtua nya ?” tanya Ocha sambil melihat isi tas belanjaannya.
“paling-paling malam, entah tuch orang itu tadi dibilangin gak usah nonton, eh malah ngotot mau nonton” jawabku mencoba meyakinkan Ocha.

Tak lama angkutan umum yang kami tunggu pun datang, tangan ku melambai ke depan, memberikan isyarat kepada supir agar menepi dan kami menaiki angkutan umum itu. Tiba-tiba handphone ku berdering pertanda panggilan masuk, segera ku ambil di saku kanan celana depan, ku lihat bahwa nomor yang menelpon ku sama sekali tidak ku kenal. Karena nomor ini sama sekali tidak ku kenal, aku tidak berniat untuk menekan tombol jawab. Karena, rasa penasaran aku mengirim pesan singkat kepada nomor tersebut dengan text “siapa ini?” tidak lama aku mengirim pesan Ocha turun.
“Deluan ya, lys !” serunya
“ eh, iya hati-hati ya” jawabku dengan nada bicaraku yang sedikit terkejut.

Tak lama Ocha turun, handphone ku kembali berdering tanda pesan masuk. Aku segara membacanya ternyata pesan dari nomor yang baru saja ku kirimin pesan. Isi pesan nya “ini mama nya Jean, kamu tau tidak Jean nya dimana ? soalnya dia belum pulang” aku terkejut membaca pesan ini, itu berarti Jean tidak memberitahu mamanya kalau dia pergi pergi jalan-jalan bersama teman-temannya, tersadar aku ternyata sudah berada dekat dengan komplek rumahku. Aku turun dari angkutan umum dan berjalan menuju rumahku sambil membalas pesan dari mamanya Jean karena, aku takut jika mamanya khawatir “iya tante, tadi dia pergi dengan saya dan juga teman-teman tapi, di belum pulang karena, dia nonton bioskop dengan rombongan yang lain” ku kirim pesan ini dengan perasaan yang takut.

Aku gak tau mengapa perasaan ku se khawatir ini, dan tentu dengan perasaan yang bertanya-tanya dalam hati ‘kok mamanya ngirim pesan ke aku ya ? kok bukan ke yang lainnya ?’ pertanyaan itu selalu ada dalam benakku. Aku mendapat balasan pesan dari mama nya Jean “oh, iya sayang makasih ya informasi nya, nanti tante telpon kamu lagi” balasannya membuat aku merasa akrab dengannya, hal ini semakin membuat tanya di benakku “apa artinya ini ?” aku terlalu menganggap semua nya spesial, dan terlalu cepat bagiku untuk mengenal semuanya dengan akrab.

Malam semakin larut, angin bertiup dengan santainya melambai pohon-pohon dengan manja, rembulan semakin terang menemani hati yang penuh ke khawatiran karena, sudah jam 8 malam ini kabar bahwa Jean sudah pulang ke rumah sama sekali belum terdengar oleh telingaku, entah apa yang membuat aku menunggu kabar itu, padahal Jean itu cuma teman gak lebih. Apa ini yang namanya perhatian, perhatian yang terlalu berlebihan.

Jam 09.00 malam dengan rasa lelah aku menggerakkan badanku yang terbangun dari tidurku. Aku tersadar bahwa aku ketiduran, rasa tanya itu masih ada dalam pikiran ku. Kuambil handphone ku yang terjatuh dari tempat tidur dan ku lihat 2 panggilan tak terjawab dan 1 pesan masuk. Aku mulai gelisah pasti mama nya Jean dan tebakkan ku benar mamanya yang menghubungiku dan 1 pesan dari mamanya “Jean nya sudah sampai dirumah” perasaan yang lega dan tanya yang membuat gelisah itu hilang, aku kembali berbaring ke tempat tidur dan merasa hari ini menyenangkan dan tidak akan pernah aku lupakan.

Tersadar aku dari lamunan ku karena, aku mendengar ada yang memanggil ku. Aku melihat ke sekelilingku dan benar teman-temanku memanggil ku, ku hapus air mata yang mengalir di pipiku dan segera berjalan menuju suara itu. Ku temui teman-temanku dengan raut wajah mereka yang gembira menikmati malam yang indah ini, mataku tertuju kepada seseorang yang selalu ada dalam tanyaku ya benar Jean, dia adalah teman tapi bukan teman biasa, dia yang selalu membuat perasaan ini aneh, sepertinya aku menyukainya tapi aku tidak tau perasaannya kepadaku. Ku harap malam ini bukan malam terakhir ku bertemu dengannya, karena aku masih ingin tau jawaban pertanyaan hatiku.
APAKAH DIA MENYUKAIKU ?

cinta di akhir nada

Matahari mulai memanas dan keringat mengucur di dahiku. Masih empat lagu yang belum kubawakan , tapi ku tak sanggup lagi tuk berdiri. Akhirnya kupaksakan raga ini tuk menghibur ribuan orang. Dan akhirnya acara ini pun selesai sudah.

Sampai di rumah , aku langsung terkulai lemas menunggu saat ku menutup mata . Akhirnya ku tertidur . Kicauan burung membangunkanku di pagi itu . Kurasakan cacing perutku berdemo ingin di beri makanan . Lalu ku berjalan selangkah demi selangkah menuju meja makan .

Betapa terkejutnya aku melihat meja makan yang penuh dengan makanan . “Siapa yang memasaknya ?” tanyaku dalam hati . Tiba-tiba muncul sosok wanita berrambut panjang berbaju putih muncul di balik pintu dapur . Dan ternyata adalah kekasihku .

Dia adalah Angel , wanita yang sangat kucintai . Penyabar , jujur , perhatian dan setia adalah sifatnya . Banyak lagu yang kuciptakan karena terinspirasi darinya . Dari bidadari yang hinggap dihatiku dan menjelma sebagai kekasih dalam hidupku .


        “ Sejak kapan kau disini ? ”, tanyaku
        “ Sejak kau masih tidur . ”, jawabnya dengan senyuman manis
        “ Mengapa kau tak bangunkanku ? ”, tanyaku
        “ Kulihat kau begitu lelah dan menikmati tidurmu . ”, jawabnya

Karena cacing perutku meronta-ronta , ku lahap roti keju yang ada di hadapanku . Angel melirikku dengan senyuman .


        “Lapar ya ?”, tanya Angel dengan nada manja .
        “Ho’oh”, jawabku dengan menganggukkan kepala .

Sesaat kemudian , aku mendapat telepon dari produser untuk menghadiri meeting dengannya . Padahal di hari itu juga aku berjanji pada Angel untuk menemaninya pergi ke rumah orang tuanya di Bogor . Akhirnya rencana itu pun pupus sudah dan Angel tidak jadi pergi ke Bogor karena aku harus meeting dan menggarap project dengan produser . Aku pun berjanji pada Angel bahwa bulan depan aku akan menemaninya ke Bogor .

Setiap malam aku menciptakan lagu untuk mempersiapkan album baruku yang akan dirilis bulan depan . Sehingga waktu luangku habis hanya untuk membuat lagu dan waktu untuk Angel menjadi terbengkelai . Setiap kali Angel mengajakku bertemu  aku selalu mengelak dengan alasan pekerjaan .

Tak terasa sudah tiga minggu aku tidak berjumpa dengan Angel . Rasa rindu tumbuh subur dihatiku . Tetapi saat aku bertemu dengan Angel , sifatnya sedikit agak berubah . Dia tampak pendiam dan lebih pasif . Tidak seperti biasanya yang periang dan murah senyum . Mungkin dia agak marah karena aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku . Hal itu tak kutanggapi dengan serius .   

Sehari sebelum launching album , produser mengadakan meeting dan diakhiri dengan check sound . Hari yang kutunggu akhirnya tiba . Aku berharap launching album ini berjalan seperti yang ku inginkan dan album yang ku garap meledak dipasaran . 

Di awal acara aku mendapat telepon dari Angel yang menagih janji untuk menemaninya pergi ke Bogor . Akhirnya kuputuskan agar Angel berangkat sendiri dan aku akan menyusulnya besok pagi . Tanpa jawaban , Angel langsung memutus telepon . Hal itu tak kutanggapi dengan serius . Dan acara ini pun berjalan sukses .

Tiba-tiba ada kabar yang menyebutkan bahwa Angel telah mengalami kecelakaan lalu lintas . Aku pun langsung bergegas menuju rumah sakit . Tetapi kedatanganku sudah terlambat . Angel terlebih dahulu pergi sebelum aku datang .

Air mataku jatuh terurai saat ku melihat sosok yang kucinta telah terbujur kaku di hadapanku . Wajahnya seolah tersenyum menyambut kedatanganku . Menyambut kedatangan orang yang tak punya mata hati .

Kulihat secarik kertas di samping tubuh Angel yang ternyata adalah pesan terakhirnya . Dalam pesan itu Angel menulis tiga kata yang membuatku sangat menyesal . “ Kutunggu Kau Disana “ itulah pesan yang ditulis Angel sebelum ia pergi ke Bogor . Ternyata dia sudah merasakan apa yang akan dia alami .

Mungkin , batu nisan pisahkan dunia kita , namun dirimu akan selalu ada di hidupku . Menemani dalam setiap detak jantung hingga merasuk dalam palung jiwa . Penyesalan yang selalu datang takkan membuatmu kembali . Namun kuyakin kau telah bahagia di singgasana surga .

Maafkan aku Angel .

*****
 

The Stories. Thanks to Buy Engagement Rings | Infidelity in Marriage by Blogger Templates